Friday, May 2, 2014

Tips Menata Rumah Dengan Budget Minim

Merencanakan rumah memang susah-susah gampang. Terutama ketika berhadapan dengan yang namanya "budget" yang biasanya diusahakan seminim dan seramping mungkin. Untuk itu, dalam masa perencanaan Anda perlu menyadari bahwa proses pengerjaan rumah yang sederhana dan kompak bisa cukup membantu dalam mengimbangi budget Anda. Anda dapat merencanakan secara modular ruang-ruang dalam rumah.
Seperti apakah maksudnya? Modular yang dimaksud adalah dengan membagi ruangan dengan kelipatan modul tertentu, misalnya kelipatan 3x4 meter 4x4 meter atau 4x5 meter, dan sebagainya. Kemudian modul ini diterapkan berulang, gambarannya seperti pada sistem ruko. Langkah-langkah untuk menetapkan modul ruangan seperti ini disesuaikan dengan struktur yang ada, dan dapat dikonsultasikan terlebih dahulu dengan rekan perencana Anda yang kompeten seperti arsitek maupun sipil. Pada bagian ini Anda bisa menghubungi MUB Kontraktor untuk berkonsultasi, karena kami memiliki arsitek yang paham mengenai penataan ruangan yang baik.

Sebisa mungkin penataan ruang sefungsional mungkin. Jangan biarkan celah kosong tidak terpakai pada hunian Anda. Matangkan modul rumah Anda dengan mempertimbangkan tiap kegunaan space yang ada secara cermat. Rencanakan storage atau rak dibagian bawah maupun atas tangga sebagai contohnya (Sumber: innerlivingfurniture.wordpress.com)

Menurut Arsitek Ahmad Tardiyana dalam tayangan Griya Unik, sistem modular yang dipakai untuk keperluan perancangan rumah sangat penting dipikirkan untuk membuat rumah yang efisien dari segi struktur. Beliau juga menandaskan bahwa dengan struktur yang efisien dan ramping, maka juga akan berdampak pada biaya dan anggaran yang lebih ramping pula.
Seperti contoh pada rumah tinggalnya di daerah Bandung yang menganut modul 6x6 meter. Modul ini diterapkan linier dengan pengulangan kelipatannya, sehingga mendapatkan luasan meter yang bervariasi, di mana setiap kebutuhan ruang dapat mengikuti, disesuaikan dengan ukuran yang ada.
Misalkan pada taman baca yang berukuran 2x6 meter dan taman sebesar 4x6 meter. Pemanfaatan rumah pun sebisa mungkin dibuat fungsional. Tanpa menyisakan ruang sisa yang berlebihan, Anda dapat menata bagian interior dengan simple look sesuai kebutuhan ruang. Praktis dan estetis. 

Salah satu kebutuhan ruang untuk membaca, diintegrasikan dengan taman ber-amphiteater,  menempati salah satu modul 6x6meter yang telah dirancangkan. (Sumber: dwellindonesia.com)

Selanjutnya, prinsip yang tak kalah penting dalam perencanaan rumah tinggal dengan budget yang minim adalah dengan mengekspos material bangunan. Seringkali rumah-rumah tinggal yang ada dibangun dengan material dengan finishing rapi, kemudian diinterior secara terpisah dari eksterior. Mengapa tidak kita memanfaatkan sifat alami dari material tersebut? 

Ekspos material yang dilakukan pada proyek Rumah Baca Bambu karya Arsitek Ahmad Tardiyana. Penyusunan yang menarik membuatnya menjadi aksen tersendiri pada bagian dinding, tanpa harus menambah budget finishing yang lebih.
(Sumber: dwellindonesia.com)

Ternyata mengekspos material selain menghemat biaya yang dikeluarkan, juga dapat menambah nilai bangunan itu sendiri dari segi estetikanya. Namun perlu untuk diingat, beberapa perlakuan-perlakuan khusus juga masih diperlukan pada ruangan-ruangan yang dipakai dalam waktu yang lama dan membutuhkan tingkat udara yang lebih baik seperti misalnya kamar tidur. 

Contoh variasi interior dalam tatanan material ekspos. Papan kayu disusun menutupi sebagian material bataton. Menarik tak harus mahal. (Sumber: homedesignidea.com)

Untuk area ini, beberapa bidang dinding yang berdekatan dengan aktivitas dapat lebih diperhatikan finishingnya, misalnya dengan menyemprotkan cat untuk menutup pori-pori bata ekspos atau memberikan frame kaca pada roster supaya debu-debu tidak bersarang dan masuk ke dalam kamar. Juga penting diingat untuk memberikan ruang bagi penanaman vegetasi untuk menambah rindangnya hunian.

(Armila Adityawati)
Edited by MUB Kontraktor

Thursday, May 1, 2014

Jenis Dinding


Walaupun sekilas terlihat sama, di dalam bangunan ada 2 jenis dinding, yang pertama adalah dinding struktur dan yang ke dua adalah dinding interior. Menurut Yogi Utama, ST arsitek MUB Kontraktor, Dinding struktur adalah dinding yang bersifat permanen dan menjadi bagian dari struktur penopang bangunan, sedangkan dinding interior bisa bersifat permanen, tapi bisa juga bersifat non permanen seperti sekat atau partisi. Baik dinding struktur maupun dinding interior dapat dibangun dari berbagai pilihan bahan dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Pilihan bahan dinding yang umumnya digunakan untuk rumah tinggal adalah:

1. Bata merah
Bata merah terbuat dari tanah liat dan dibakar dengan suhu tinggi.Dinding bata merah dibuat dengan menyusun batu bata yang saling direkatkan dengan adukan semen.Dinding bata merah dapat ditutup dengan plester untuk pengerjaan pengecatan ataupun dapat dibiarkan terbuka untuk mengekspos warna dan tekstur bata tersebut.
Dinding bata merah relatif anti bocor dan rembes.Dinding bata merah ini juga kuat dan tahan lama.Tetapi pengerjaan dinding bata merah ini memakan waktu yang cukup lama sehingga biayanya pun jadi relatif mahal.

2. Batako putih
Batako putih terbuat dari campuran bahan tras, batu kapur, dan air yang di-press tanpa dibakar menjadi kotak-kotak dengan lubang-lubang pada sisinya.Pengerjaan dinding dengan batako putih relatif cepat, tapi karena terbuat dari bahan kapur yang rapuh dan menyerap air, dinding batako putih cenderung mudah retak dan lembab.

3. Batako semen PC
Sama halnya dengan batako putih, batako semen juga di-press tanpa dibakar, hanya saja batako ini terbuat dari bahan semen.Batako semen harganya relatif lebih mahal bila dibandingkan dengan batako putih, tapi juga lebih kuat dan kedap air.

4. Beton Dinding beton yang sering dipakai untuk dinding rumah tinggal adalah beton pre-cast tersedia dalam bentuk siap pasang seperti batu bata.Beton pre-cast ini pemasangannya mudah dan cepat, permukaannya pun halus dan rapih sehingga tidak perlu di plester.
Selain material dinding di atas, masih ada banyak jenis material dinding yang bersifat semi permanen dan sering digunakan untuk dinding interior. Beberapa di antaranya:

1. Papan fiber semen
Papan fiber semen terbuat dari campuran serat fiberglass dan semen yang dicetak berbentuk lembaran-lembaran papan.Papan fiber semen ini ringan, mudah diangkat, dipotong, dan dilem. Berbeda dengan bata merah dan batako, papan fiber semen tidak dipasang dengan adukan semen melainkan dipaku dan disekrup sehingga pengerjaannya praktis dan cepat, terlebih lagi dinding yang dibuat dengan papan fiber semen dapat langsung dicat tanpa diplester terlebih dahulu.

2. Gypsum Board
Bahan dasar gypsum board adalah kapur. Gypsum board tersedia dalam bentuk lembaran dengan ukuran 120×240cm dan ketebalan 9,10,12, dan 15 mm. Agar dapat berdiri sebagai dinding, gypsum board dipasangkan pada rangka kayu ataupun rangka partisi berbahan dasar metal dan besi ringan. Dinding gypsum board permukaannya halus dan rata sehingga dapat langsung di-finishing dengan cat atau wallpaper.

3. Composit Panel
Composit panel terbuat dari beberapa lapis plastik pada bagian inti dan lapisan aluminium pada bagian luar.Material dinding ini bersifat fleksibel sehingga dapat dibentuk melengkung ataupun menyiku tanpa pecah.

4. Bambu

Dinding anyaman bambu sering dipakai untuk menciptakan kesan tradisional.Jenis bambu yang sering dipakai untuk material dinding adalah bambu hitam atau bambu tali. Walaupun murah, mudah dipasang, dan mempunyai nilai estetis tersendiri, perlu diingat bahwa dinding bambu mudah terbakar dan mudah terserang hama bubuk.

Edited by MUB Kontraktor

Sistem Sirkulasi Udara Rumah

Secara umum, sistem pengudaraan di dalam rumah dapat dibagi menjadi sistem pengudaraan alami dan buatan. Sistem pengudaraan alami merupakan strategi yang mendasar dalam perencanaan rumah tinggal. Prinsip dasar dari sistem ini mengutamakan desain rumah dimana pertukaran udara yang dapat terjadi secara terus menerus dengan udara luar tanpa sarana dan bantuan manusia secara spesifik. Hal ini dapat dicapai dengan terlebih dahulu melakukan analisa arah angin yang melalui lahan rumah secara umum. Kemudian hasil analisa tersebut dituangkan dan diterapkan dalam bentuk arsitektural bangunan. Penerapan ini dilakukan dengan penentuan bukaan-bukaan pada ruangan di dalam rumah yang kemudian menjadi sarana utama bagi angin untuk dapat masuk ke dalam rumah. Sebuah karya arsitektur tropis dapat dikatakan berhasil, salah satunya adalah apabila karya tersebut mampu memberikan ruang bagi udara untuk bertukar dengan bebas dengan udara luas, sehingga kualitas ruangan di dalam ruang dapat selalu berganti.

Pengudaraan alami dengan mengandalkan bukaan pada rumah untuk pertukaran udara
(calonarsitek.wordpress.com)

Prinsip dasar dari metode pengudaraan alami adalah dengan menerapkan cross ventilation di dalam ruang. Metode ini telah dianggap cukup mampu memberi ruang bagi udara untuk terus berganti. Dengan memperhatikan pergerakan udara di luar ruangan. Cross ventilation memberikan bukaan-bukaan seperti pintu, jendela, maupun ventilasi tradisional seperti krapyak dimana udara dapat masuk ke dalam rumah. Kemudian, udara yang terus bergerak haruslah memiliki arah masuk dan keluar sesuai pergerakan udara di dalam lahan rumah. Penempatan bukaan yang tepat dapat memberikan jalur untuk angin dapat memasuki ruangan dan kemudian keluar lagi membawa udara dari dalam rumah, sehingga ruangan di dalam rumah dapat ´bernafas´ melalui pertukaran udara tersebut.
Diagram sederhana menjelaskan alur pergerakan udara berdasarkan bukaan (sustainabilityworkshop.autodesk.com)

Sistem pengudaraan buatan telah berkembang dengan banyak variasi pada jenis maupun sistem pengudaraan yang diterapkan. Namun bedanya, biasanya pada sistem pengudaraan buatan, udara yang berputar tidak selalu harus bertukar dengan ruang luar yang ada di sekitar ruangan tersebut, namun metode yang digunakan tetap sama, yaitu menciptakan pergerakan udara di dalam ruangan, sehingga udara dapat terus berputar dan berganti. Sebut saja kipas angin dan exhaust fan, yang mendorong udara keluar ruangan sehingga udara yang baru dapat masuk ke dalam ruangan melalui bukaan lainnya.
Biasanya exhaust fan pada rumah terdapat pada ruangan yang spesifik dan sensitif terhadap pengudaraan, seperti ruang dapur dan kamar mandi. Pada perkembangannya, sistem pengudaraan buatan  saat ini dapat juga digunakan untuk mengatur suhu serta kelembapan dalam sebuah ruangan, yaitu dengan menggunakan pengkondisi udara / AC. Pemanfaatan AC pada rumah tinggal saat ini sudah banyak menjadi pilihan pada rumah tinggal di Indonesia, namun, ada baiknya apabila sistem pengudaraan alami tetap menjadi dominan pada rumah, sehingga penggunaan AC maupun rekayasa pengudaraan lainnya dapat diminimalisir, sehingga juga menghemat penggunaan listrik.
Salah satu contoh diagram menjelaskan sistem pertukaran udara gabungan (alami dan buatan)
(janderson99.hubpages.com)


Penggunaan sistem pengudaraan alami maupun buatan, keduanya bersama-sama bertujuan untuk menciptakan sirkulasi udara di dalam rumah, sebagaimana layaknya sebuah hunian yang sehat dan nyaman haruslah memiliki sistem pengudaraan yang baik. Dipadukan dengan kualitas spasial arsitektur bangunan, keberhasilan sistem pengudaraan di dalam rumah tentu dapat menciptakan ruang dalam rumah yang nyaman, sehat, serta dapat menunjang aktivitas dan standar kenyamanan penghuni rumah tersebut. 

(Vincent Heryanto)
Edited by MUB Kontraktor